Selasa, 18 Oktober 2011

DRAMA


Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dariBahasa Yunani yang berarti "aksi", "perbuatan".
Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan denganmusik dan tarian, sebagaimana sebuah opera (lihat melodrama).


Drama di Indonesia

Di Indonesia, pertunjukan sejenis drama mempunyai istilah yang bermacam-macam. Seperti: Wayang orangketoprakludruk (di Jawa Tengah dan Jawa Timur), lenong (Betawi), randai (minang), reog (Jawa Barat), rangda (Bali) dan sebagainya

a. Tema
Tema cerita adalah pokok pikiran dalam sebuah karangan.
Atau, dapat diartikan pula sebagai dasar cerita yang ingin disampaikan oleh penulisnya (Lutters, 2006:41).
Tema drama harus disesuaikan dengan penonton. Jika drama ditujukan kepada pelajar, maka tema ceritanya juga harus sarat dengan pendidikan. Jangan sampai tema yang disajikan justru menjerumuskan pelajar sebagai penonton pada hal-hal yang tidak edukatif.

b. Alur Cerita (Plot)
Plot atau alur adalah pola dasar dari kejadian-kejadian yang membangun aksi yang penting dalam sebuah drama. Plot drama harus dibangun mulai dari awal, lalu terdapat kemajuan-kemajuan, dan penyelesaian masalah yang diberikan kepada penonton. Plot menjelaskan bagaimana sebuah kejadian memengaruhi kejadian yang lain dan mengapa orang-orang yang ada di dalamnya berlaku seperti itu (Suban, 2009: 79).
Somad dkk. ( 2008:149) menjabarkan alur menjadi beberapa bagian berikut.
1. Eksposisi/ introduksi merupakan pergerakan terhadap konflik melalui dialog-dialog pelaku.
2. Intrik merupakan persentuhan konflik atau keadaan mulai tegang.
3. Klimaks merupakan pergumulan konflik atau ketegangan yang telah mencapai puncaknya dalam cerita.
4. Antiklimaks merupakan konflik mulai menurun atau masalah dapat diselesaikan.
5. Konklusi merupakan akhir peristiwa atau penentuan terhadap nasib pelaku utama.

c. Latar Cerita (Setting)

Lutters (2006: 56) menjelaskan bahwa setting cerita adalah lokasi tempat cerita ini ingin ditempatkan atau diwadahi. Setting dibagi menjadi dua, yaitu media/ tempat dan budaya.

d. Penokohan
Penokohan/ karakter pelaku utama adalah pelukisan karakter/ kepribadian pelaku utama. Lutters ( 2006: 81) membagi tokoh/ peran menurut sifatnya dalam tiga hal berikut.
1. Peran Protagonis
Peran protagonis adalah peran yang harus mewakili hal-hal positif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang disakiti, baik, dan menderita sehingga akan menimbulkan simpati bagi penontonnya. Peran protagonis ini biasanya menjadi tokoh sentral, yaitu tokoh yang menentukan gerak adegan.
2. Peran Antagonis
Peran antagonis adalah kebalikan dari peran protagonis. Peran ini adalah peran yang harus mewakili hal-hal negatif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang menyakiti tokoh protagonis. Dia adalah tokoh yang jahat sehingga akan menimbulkan rasa benci atau antipasti penonton.
3. Peran Tritagonis
Peran tritagonis adalah peran pendamping, baik untuk peran protagonis maupun antagonis. Peran ini bisa menjadi pendukung atau penentang tokoh sentral, tetapi juga bisa menjadi penengah atau perantara tokoh sentral. Posisinya menjadi pembela tokoh yang didampinginya. Peran ini termasuk peran pembantu utama.
Suban (2009:68) membagi karakter menjadi tiga bagian menurut kedudukannya dalam cerita.
1. Karakter Utama (Main Character)
Karakter utama adalah karakter yang mengambil perhatian terbanyak dari pemirsa dan menjadi pusat perhatian pemirsa.. Karakter ini juga paling banyak aksinya dalam cerita.
2. Karakter Pendukung (Secondary Character)
Karakter pendukung adalah orang-orang yang menciptakan situasi dan yang memancing konflik untuk karakter utama. Kadang-kangan karakter pendukung bisa memainkan peranan yang membantu karakter utama. Misalnya sebagai orang keparcayaan karakter utama. Contohnya, sebagai sopir atau bodyguard.
3. Karakter Figuran (Incedental Character)
Karakter ini duperlukan untuk mengisi dan melengkapi sebuah cerita. Mereka serin disebut figuran, karena yang dibutuhkan figuran saja. Mereka sering tampil tanpa dialog. Kalaupun ada, dialognya hanya bersifat informatif. Biasanya mereka digunakan dalam adegan-adegan kolosal dan keramaian. Atau jika tidak kolosal, biasanya mereka memegang profesi di dalam pelayanan umum, misalnya sopir taksi, pembantu, atau petugas di pom bensin.

e. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis cerita kepada penonton atau penikmat drama. Jika drama ditujukan kepada pelajar, maka seiring dengan temanya, drama harus memberikan amanat yang bersifat edukatif. Selain itu, cerita dalam drama harus dapat menambah pengetahuan yang positif bagi siswa.


(Read more: http://dramakreasi.blogspot.com/ )

WAWANCARA


Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang kepribadian seseorang ataupun mencari informasi.


Jurnalistik

Dalam bidang jurnalistik wawancara menjadi salah satu cara mendapatkan informasi bahan berita. Wawancara biasanya dilakukan oleh satu atau dua orang wartawan dengan seseorang atau sekelompok orang yang menjadi sumber berita. Lazimnya dilakukan atas permintaan atau keinginan wartawan yang bersangkutan.
Sedangkan dalam jumpa pers atau konferensi pers, wawancara biasanya dilaksanakan atas kehendak sumber berita.


Bentuk Wawancara

  1. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
  2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
  3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
  4. Wawancara pribadi.
  5. Wawancara dengan banyak orang.
  6. Wawancara dadakan / mendesak.
  7. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.
Sukses tidaknya wawancara selain ditentukan oleh sikap wartawan juga ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan sikap wartawan. Sikap yang baik biasanya mengundang simpatik dan akan membuat suasana wawancara akan berlangsung akrab alias komunikatif. Wawancara yang komunikatif dan hidup ikut ditentukan oleh penguasaan permasalahan dan informasi seputar materi topik pembicaraan baik oleh nara sumber maupun wartawan.


(www.wikipedia.com)

HIKAYAT


kayat adalah salah satu bentuk sastra karya prosa lama yang isinya berupa cerita, kisah, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kephalawanan seseorang, lengkap dengan keanehan, kekuatan/ kesaktian, dan mukjizat sang tokoh utama 

Macam-macam Hikayat berdasarkan isinya, diklasifikasikan menjadi 6 :
1. Cerita Rakyat
2. Epos India
3. Cerita dari Jawa
4. Cerita-cerita Islam
5. Sejarah dan Biografi
6. Cerita berbingkat



Macam-macam Hikayat berdasarkan asalnya, diklasifikasikan menjadi 4 :
1. Melayu Asli
    Hikayat Hang Tuah (bercampur unsur islam)
    Hikayat Si Miskin (bercampur unsur isl;am)
    Hikayat Indera Bangsawan
    Hikayat Malim Deman
2. Pengaruh Jawa
    Hikayat Panji Semirang
    Hikayat Cekel Weneng Pati
    Hikayat Indera Jaya (dari cerita Anglingdarma)
3. Pengaruh Hindu (India)
    Hikayat Sri Rama (dari cerita Ramayana)
    Hikayat Perang Pandhawa (dari cerita Mahabarata)
    Hikayat Sang Boma (dari cerita Mahabarata)
    Hikayat Bayan Budiman
4. Pengaruh Arab-Persia
    Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan Islam)
    Hikayat Bachtiar
    Hikayat Seribu Satu Malam

Ciri-ciri Hikayat :
1. Anonim : Pengarangnya tidak dikenal
2. Istana Sentris : Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana/ kerajaan
3. Bersifat Statis : Tetap, tidak banyak perubahan
4. Bersifat Komunal : Menjadi milik masyarakat
5. Menggunakan bahasa klise : Menggunakan bahasa yang diulang-ulang
6. Bersifat Tradisional : Meneruskan budaya/ tradisi/ kebiasaan yang dianggap baik
7. Bersifat Didaktis : Didaktis moral maupun didaktis religius (Mendidik)
8. Menceritakan Kisah Universal Manusia : Peperangan antara yang baik dengan yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik
9. Magis : Pengarang membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba indah

(www.wikipedia.com)

CONTOH HIKAYAT


HIKAYAT SANG BOMA
Boma mengisahkan seorang anak bernama Boma yang tidak diketahui asal-usulnya. Boma ditemukan oleh keluarga pejabat. Sejak bayi, Boma diangkat anak oleh seorang pejabat yang bernama Suwondo—beristrikan Winda. Suatu ketika, Boma yang sudah beranjak dewasa bertengkar dengan kawannya. Penyebab pertengkaran itu karena Boma diolok-olok oleh temannya tu bahwa ia hanyalah anak angkat. Tidak terima, Boma pun berkelahi dengan temannya yang menyebabkan temannya itu tewas. Walaupun telah menewaskan orang, Boma selamat dari ancaman hukuman penjara karena dirinya anak pejabat. Setelah itu, Boma menceritakan penyebab dirinya berkelahi dengan temannya kepada ibunya. Akhirnya, ibunya bercerita bahwa Boma memang anak angkat yang ia temukan di dekat rumah.
Merasa tak dapat menerima berita menyedihkan itu, Boma meninggalkan rumah Suwondo. Boma kemudian bekerja menjadi tangan kanan seorang pejabat yang bernama Hastomo. Kekuatan Boma membuatnya menjadi alat pembunuh bagi kepentingan Hastomo. Sementara itu, Hastomo mempunyai anak angkat yang bernama Mega. Keelokan paras dan sikap Mega membuat Boma jatuh hati kepadanya. Mereka pun akhirnya menjalin kasih. Akan tetapi, diam-diam Mega mempunyai hubungan khusus dengan Sam, anak seorang yang sangat berkuasa, Kris (bos Hastomo).
Selama menjadi tangan kanan Hastomo, Boma telah banyak membuat orang terluka bahkan tak jarang hingga membuat orang-orang yang dihajarnya tewas. Suatu kali, Hastomo memanfaatkan Boma untuk membunuh Sirajudin Umbu (Sira) karena orang itu dianggap menghalangi kepentingan Hastomo. Tidak disangka, pertemuan Boma dengan Sira justru membawa jalan lain bagi Boma. Dalam pertemuan itu, Boma tidak dapat mengalahkan Sira yang ternyata juga memiliki kekuatan supranatural seperti Boma. Sira menasihati Boma agar tidak lagi menjadi alat pembunuh bagi Hastomo. Sira juga mengingatkan Boma dengan konflik batin yang selama ini dialami Boma, yaitu pencarian jati diri. Dengan sabar dan persuasif, Sira pun menaklukkan hati Boma. Boma pun kemudian berpihak kepada Sira dan memfokuskan diri untuk mencari asal-usulnya.
Pertentangan antara kedua pihak, Hastomo dan Sira membuat Kris  turun tangan. Terlebih lagi setelah Hastomo tewas oleh Boma, Kris berang dan memanfaatkan Mega untuk mencari Boma. Mega bingung, di satu sisi ia diberitahu Sam bahwa Boma, laki-laki yang dicintainya itu adalah anak Kris (saudara tiri Sam), di sisi lain Boma telah membunuh ayah angkatnya, Hastomo. Dalam pencariannya itu, Mega bertemu dengan Kapi, seorang manusia setengah kera berbulu hitam yang mempunyai kekuatan luar biasa seperti Boma. Kapi yang mempunyai kekuatan supranatural datang ke kota untuk mencari saudaranya, yang tak lain adalah Boma.
Boma yang kini berpihak pada Sira, bertemu dengan Buang dan Wage. Mereka lalu berniat melawan Kris, yang selama ini telah berlaku sewenang-wenang dan membunuh orang seenaknya demi kepentingannya. Mega dan Kapi kemudian bergabung setelah dijelaskan Sira bahwa pihak yang jahat sebenarnya adalah Kris. Mereka menyusun kekuatan untuk melawan Kris. Di saat-saat kritis, Kris memberitahu Boma bahwa ia adalah ayah kandung Boma. Boma pun bingung dan terbujuk oleh kata-kata Kris yang mengatakan bahwa ayah dan ibu angkatnya telah dibunuh orang-orang tak bertanggung jawab. Boma mengamuk, menjadi mesin penghancur dan membunuh orang-orang. Namun, Kapi berhasil menyadarkannya ketika bertarung dengan Boma. Akhirnya, bersama Kapi, Boma berbalik menyerang Kris, ayah mereka sendiri. Kedua orang itu lalu mengorbankan nyawa mereka untuk mengurung Kris ke dalam dimensi lain. Cerita pun tamat dengan informasi bahwa Mega mengandung anak Boma.

5. Penutup
Boma karya Yanusa Nugroho menceritakan kisah seorang manusia yang mencari jati dirinya. Novel ini merepresentasikan ambiguitas hakikat kebenaran. Tokoh Boma yang terinspirasi dari kisah pewayangan merefleksikan pesan bahwa ada hal yang lebih penting dibanding idealisme tentang hitam dan putihnya dunia, yaitu mana yang lebih benar dan baik demi kepentingan masyarakat. Pesan lain yang terungkap dari novel ini adalah bahwa manusia tidak berhak untuk menilai dan menghukum orang lain dengan seenaknya.

Cerita Boma sesungguhnya diangkat dari salah satu kisah pewayangan tentang Prabu Bomanarakasura. Ada dua versi asal-usul Boma. Pertama, dalamEnsiklopedi Wayang Indonesia, dikisahkan, Boma yang awalnya bernama Sitija itu lahir karena cinta yang salah antara Batara Wisnu dan Dewi Pertiwi. Ketika Wisnu bertanding dengan seorang gandarwa, Prabu Kebondanu, Wisnu rindu pada istrinya, Dewi Pertiwi. Karena rasa rindu itu, jatuhlah benihnya dan berbaur dengan keringat Kebondanu. Setelah Kebondanu tewas, raksasa itu bersumpah akan menyatu dengan benih itu. Kemudian lahirlah Boma, putra dari Batara Wisni dan Dewi Pertiwi dengan campur tangan Kebondanu. Cerita selanjutnya tentang Boma hampir sama dengan Hikayat Sang Boma.
Versi kedua, dalam Hikayat Sang Boma, diceritakan bahwa Boma merupakan anak yang dibuang (hasil hubungan Wisnu dan Dewi Pertiwi), tetapi diangkat anak oleh Batara Brahma. Karena malu mempunyai anak yang jahat rupanya, Dewi Pertiwi membuang anak itu. Namun, Boma yang diangkat anak oleh Brahma mempunyai kesaktian luar biasa. Namanya di masa muda adalah Sitija, tetapi karena ia membunuh Prabu Bomantara dan Prabu Narakasura, maka ia sering disebut Bomanakarakasura.
Sementara itu, Wisnu menitis menjadi  Prabu Krisna yang salah satu istrinya bernama Dewi Jambuwati. Dewi Jambuwati kemudian melahirkan putra bernama Samba, titisan dari Darma Dewa (dalam Ensiklopedi Wayang Nusantara disebut Batara Drema). Konflik dimulai ketika Boma secara paksa meminang Januwati[4], putri Prabu Narakasura. Ternyata, Januwati adalah titisan dari Darma Dewi (dalam Ensiklopedi Wayang Nusantara disebut Batari Dremi) yang berjodoh dengan Darma Dewa ketika di kayangan. Percintaan segitiga antara Boma, Januwati, dan Samba menyebabkan perkelahian besar sehingga dewa-dewa di kayangan pun turun tangan. Namun, karena Boma bersikap kasar dan berbuat onar di kayangan dengan menculik bidadari demi permintaan Januwati, Prabu Krisna (Wisnu) lebih memihak Samba, yang memang ditakdirkan berjodoh dengan Januwati.







macam-macam paragraf


paragraf induktif
Di era zaman globalisasi ini, banyak orang yang memiliki sepeda motor. Itu disebabkan, karena sekarang mereka bisa memiliki sepeda motor dengan cepat dan mudah. Agar tidak datang terlambat, banyak orang yang berangkat bekerja dengan mengendarai sepeda motor. Bahkan anak sekolah pun tidak mau kalah. Mereka berangkat ke sekolah memilih mengendarai sepeda motor. Dari pada naik sepeda biasa ataupun angkutan umum. Begitu juga dengan ibu-ibu. Untuk pergi ke pasar saja, mereka menggunakan sepeda motor. Hal ini menunjukkan bahwa sekarang sepeda motor dianggap sebagai barang yang sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari.

paragraf campuran
Malam harinya kami mulai sibuk. Barang sewaan mulai berdatangan. Tenda dipasang langsung oleh petugas. Keluarga inti berbincang-bincang merancang bagaimana arena harus diatur. Di mana tempat duduk anak yang dikhitan, di mana kursi undangan, tempat pembawa acara, pembicara, dan sebagainya. Sebagian menyiapkan dipan tempat khitanan dengan hiasan-hiasan spreinya. sebagian tetap di dapur menyiapkan makan selanjutnya. Ada pula yang membuat panganan untuk penambah makanan kecil. Pokoknya semua bekerja.

Paragraf ineratif
Tanah gelap cokelat pekat. Gadis berkulit bening itu muncul dari rumah tua. Berdandan cantik, ranum, harum berahi. Langit terang gemerlap bintang-bintan, berpendar: jauh dan dekat, menyala dan redup. Ia berjalan di antara rumah-rumah rapuh tanpa penghuni. Kelelawar-kelelawar garang bersarang di dalam rumah-rumah melapuk, bercericit dan beterbangan dengan kepak sayap gaduh.

Paragraf deduktif

Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”.Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalaubelajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di bukukumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari dibuku.




Rabu, 27 Juli 2011

CERITA UNIK

Buku Sia-sia

      Booerhave adalah seorang dokter Belanda sekaligus penulis buku “Elementa Chemiae”, meninggal tahun 1738. Sebelum wafat, ia meninggalkan sebuah buku tebal bersegel dengan judul “The Onliest & The Deppest Secrets of The Medical Art” (satu-satunya rahasia pada seni pengobatan).
      Buku dilelang dan terjual sebanyak 50.000 uang emas. Oleh pelelang buku tersebut, buku dibawa pulang, segel dibuka. Ia menemukan bahwa 99 dari 100 halaman kosong, halaman pertama terdapat tulisan pendek berbunyi “Jaga jantung tetap tenang, Jaga kaki agar tetap hangat maka anda akan membuat dokter terbaik sekalipun menjadi miskin”. Ada-ada saja……….!!
                                                                                                                

HUMOR

Orang Terkenal

Donny        : “Im, itu kan Tasya”!
Baim          : “bukan, itu bukan Tasya.”
Donny        : “Itu memang Tasya temanku”!
Baim          : “Oohh……..!!PUISI
Arti sebuah kata maaf
Maaf….
Sebuah kata yang terlempar dari sebuah tempat yang teduh
Dari dalamnya perasaan
Untaian rekayasa bahasa lembut
Meninggalkan rasa kelam gelap gulita
Berakhir penyesalan dan penyadaran
Selalu datang terlambat
Maaf….
Sebuah kata lugu yang melumpuhkan keegoisan
Dendam pun luluh tak bergerak
Dalam naungan-NYA
Hanya sang bijak memiliki
Dengan kelapangan jiwa serta kemurnian jiwa
Maaf….
Terkadang menjadi kebiasaan
Hanya tameng keluguan belaka
Maaf….
Wahai kata Maaf
Siapa kau sebenarnya ?
Muncul dengan kata-kata suci
Seolah bersih tanpa dosa
Maaf….
Aku bimbang dalam pesonamu
Ku tak mau tertipu lagi
Tak ingin luluh jadi lumpur
Tanpa perhatian
Yang lunglai tanpa harapan